Pernahkah kita berfikir mengapa kita sholat
harus menghadap arah kiblat (ka’bah), dalam berdoa juga kita dianjurkan untuk
menghadap kiblat, serta thawaf juga mengelilingi ka’bah?. Bagaimana bisa
seperti itu, mari kita ikuti ulasannya secara ilmiah.
Menurut Imam Al-Ghozali dalam buku “agar
keinginan cepat terkabul” hlm. 160-162
menjelaskan bahwa sesungguhnya energi sholat dan doa itu naik ke langit melalui
ka’bah. Dalam teori “kaidah tangan kanan” maka akan kita temukan bahwa arah
gerakan energi itu melawan arah jarum jam. Jika jarum jam berputar kekanan,
maka gerak energi berputar ke kiri. Teori diatas sama dengan praktek ibadah
thawaf. Orang bergerak dengan jalan berputar dan berlawanan dengan arah jarum
jam.
Sholat dan doa merupakan pemujaan terhadap
Alloh Swt yang merupakan sarana hubungan harmonis antara sang pencipta dengan
mahlukNya, hubungan tersebut bisa terwujud manakala solat dan doa kita
mengeluarkan energi, pikiran dan hati yang khusuk. Mengingat hukum kekekalan bahwa
energy tidak dapat dimusnahkan tetapi hanya berubah bentuk. Pertanyaannya,
kemanakah energi sholat dan doa kita?
Energi sholat dan doa baik individu maupun
jamaah dari seluruh dunia itu terkumpul dan terakumulasi di ka’bah setiap saat.
Karena bumi berputar, maka sholat dari seluruh dunia tidak terhenti dalam 24
jam mengingat setiap daerah memiliki selisih waktu yang berbeda beda contoh
ketika di Bandung waktu shalat dzuhur maka di makasar sudah solat ashar, begitu
seterusnya hingga 24 jam penuh setiap hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya.
Energi yang terkumpul di ka’bah itu
kemudian diputar dengan generator oleh orang orang yang sedang thawaf dalam
jamaah umrah/haji dimekah yang dalam satu hari tidak ditentuka waktunya itu.
kemudian energi itu naik ke langit melalui cerobong yang dimulai di ka’bah.
Dengan begitu energy sholat dan doa kita tidak berhenti di ka’bah saja
melainkan naik ke langit dan terus berjalan selama sampai tidak ada manusia
yang shalat dan thawaf lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar